Apa itu Manajement Kualitas Total (bahasa Inggris: Total Quality Management) wave20.blogspot.com- TQM adalah metode dimana manajemen dan karyawan dapat terlibat pada perbaikan terus menerus dalam kualitas produksi barang dan jasa.
Dalam Lean Manufacturing, TQM adalah kombinasi antara alat manajemen kualitas dan manajemen yang ditujukan untuk meningkatkan profit margin bisnis perusahaan dengan mengurangi kerugian akibat praktek pemborosan (waste).
Walaupun belum ada pendekatan menurut para ahli mencakup pengertian yang disepakati secara luas, namun upaya manajemen kualitas total/ TQM biasanya sangat banyak mengacu pada tools dan teknik pengendalian mutu yang telah dikembangkan sebelumnya. TQM menjadi perhatian luas selama akhir 1980an dan awal 1990an sebelum dibayangi oleh ISO 9000, Lean Manufacturing, dan Six Sigma.
Pada prinsipnya Total Quality Management (TQM) membutuhkan beberapa karakteristik untuk menyatakan bahwa satu layanan ataupun produk telah memenuhi unsur dari konsep manajemen mutu terpadu agar mencapai tujuan dari manajemen kualitas total tersebut.
Konsep Total quality management pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United States Navy, dimana konsep-konsep TQM secara umum menggunakan pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas jasa, produk, manusia, proses, hingga lingkungan organisasi.
Untuk memenuhi konsep tersebut agar mencapai tujuan TQM, maka terdapat 10 karakteristik yang harus menjadi aspek dalam pencapaiannya. Karakteristik-karakteristik TQM tersebut:
Melibatkan semua elemen atau layanan yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Termasuk melibatkan produk itu sendiri, fungsinya, atribut, kenyamanan dan bahkan sarana dimana informasi tentang produk diterima oleh pelanggan. Tentu pelanggan memiliki fokus terhadap permintaannya agar sesuai dengan harapan mereka.
Banyak unsur-unsur TQM agar mencapai yang diharapkan, kepuasan merupakan unsur penting dalam pemenuhan mutu layanan dan produk. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri untuk mencapai hal tersebut tentu memiliki hambatan dan banyak faktor-faktor penghambat ketika mencoba untuk keberhasilannya. Faktor penghambat bisa datang dari internal maupun eksternal organisasi.
Kualitas kerja adalah hal penting harus diperhatikan, dalam pengertian diberdayakannya sumber daya manusia untuk membuat keputusan dalam memperbaiki proses serta diberi pelatihan terus menerus untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Menghasilkan produk atau layanan berkualitas melalui hasil kerja saat pertama kali tanpa menimbulkan rework atau pengerjaan ulang maka akan menghilangkan jenis pemborosan (waste). Kualitas kerja dengan memperhatikan mutu atau biasa disebut dengan RFT (Right First Time) maupun FTT (First time through) tentu melalui cara kreatif perbaikan berkesinambungan (Kaizen) agar profit meningkatkan.
Ini merupakan manajemen kualitas yang berupa In Station Quality (ISQ), Tujuan dari In Station Process Control (ISPC) adalah untuk menghasilkan produk berkualitas di dalam stasiun dan menghilangkan pemborosan, dengan mencegah kerusakan dari produksi dan melewati proses melalui penggunaan alat serta prosedur standar. Artinya RFT (Right First Time) meliputi penyelesaian masalah manufaktur operator di tingkat mereka, dan kontrol proses oleh dirinya.
Artikel Lainnya: Pengertian Quality Control dan Quality Assurance untuk In Station Quality (ISQ)
Seperti diketahui bahwa upaya TQM harus melalui pendekatan serta metode perbaikan yang strategis. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) dengan menggunakan pendekatan ilmiah ketika menyelesaikan satu masalah serta mengacu pada tools maupun teknik pengendalian mutu, seperti Siklus PDCA.
Dengan memiliki pendekatan strategis terhadap perbaikan, proses dikembangkan dan diuji untuk memastikan kualitas produk atau layanan. Ini juga melibatkan serta memastikan pemasok menawarkan pasokan berkualitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Sebagai contoh penerapannya, bagian pembelian memonitor setiap ulasan dari suplier untuk menentukan apakah tingkat mutu yang diberikan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Karena suplier juga bagian dari penentu apakah produk yang dihasilkan bermutu atau tidak.
Komitmen organisasi dalam menerapkan TQM agar mencapai tujuan total quality management bukan hanya sekeder sesaat, akan tetapi lebih kepada bagaimana menjadikan tujuan kualitas sebagai salah satu Ho shin kanri dari perusahan. Karena tanpa komitmen penuh dari stakeholders maka tujuan dari total quality management (TQM) akan sangat sulit tercapai.
Membangun kerjasama tim adalah cara dalam mendorong rasa saling menghormati untuk mencapai tujuan bersama dan ini penting karena akan menumbuhkan budaya lean manufacturing untuk keunggulan satu organisasi dengan mengetahui bahwa setiap karyawan dari atas ke bawah hierarki memegang prinsip utama TQM yang sama.
Itulah mengapa TQM bukan hanya mengenai pengendalian mutu secara statistik, karena pengendalian mutu juga perlu adanya kerja sama tim agar mutu / kualitas terjaga. Pengendalian ini bisa diawali dari self check dan successive check dalam In Station Process Control (ISPC) agar mutu dapat terkendali.
Penyempurnaan kualitas atau perbaikan secara terus menerus meliputi selalu menganalisa cara kerja yang dilakukan untuk menentukan apakah cara paling efektif atau efisien, membuat perbaikan dan upaya untuk mencapai yang terbaik sepanjang waktu, hal ini bisa dilakukan dengan aktivitas Kaizen.
Kaizen adalah budaya kerja Jepang dalam sejarah nya teori Kaizen bertujuan sebagai cara memotivasi dan menginspirasi karyawan untuk meningkatkan produksi bermutu dalam perusahaan agar ikut serta melakukan perbaikan.
Pelatihan atau tarining sangat penting bagi karyawan untuk menjadi sangat produktif sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Seorang pengawas bertanggung jawab penuh untuk menerapkan TQM di dalam departemen mereka, dan mengajarkan filosofinya kepada anggota TQM. Pelatihan dan training yang dibutuhkan karyawan adalah keterampilan interpersonal, kemampuan untuk berfungsi dalam tim, pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan, analisis dan peningkatan kinerja manajemen pekerjaan, ekonomi bisnis dan keterampilan teknis.
Hai ini penting sebagai bagian dari langkah-langkah membentuk tim. Langkah-langkah TQM dalam pembentukan organisasi yang berfokus kepada perbaikan melalui Kaizen tentu merupakan langkah tepat.
Penerapan kebebasan terkendali mencakup pengertian kepercayaan adalah hasil sampingan dari integritas dan perilaku atau etika. Tanpa kepercayaan, kerangka kerja TQM tidak bisa dibangun. Kepercayaan itulah yang dapat memupuk partisipasi semua anggota. Hal ini memungkinkan pemberdayaan yang mendorong untuk memiliki rasa kepemilikan atas kebanggaan dan ini mendorong komitmen.
Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan pada tingkat yang sesuai dalam organisasi. Karena implementasi Total Quality Management (TQM) perbaikan terus-menerus dan membantu memastikan bahwa pengukuran berfokus pada perbaikan proses dan tidak digunakan untuk menyalahkan orang.
Kepercayaan sangat penting untuk menjamin kepuasan pelanggan. Jadi, kepercayaan membangun lingkungan kerjasama tim kerja yang penting bagi TQM.
Memiliki tujuan yang sama tentu harus dimulai dari komitmen, dan komitmen tersebut dimulai dari Leadership yang memungkinkan menjadi elemen terpenting dalam TQM.
Kepemimpinan di pengendalian mutu mengharuskan manajer untuk memberikan visi yang inspiratif, membuat arahan strategis yang dipahami oleh semua orang dan menanamkan nilai yang membimbing bawahan. Agar mutu terpadu sukses sebagai cara meningkatkan profit margin bisnis perusahaan, pemimpin harus berkomitmen dalam memimpin karyawannya.
Melibatkan seluruh unsur dan elemen dari manajemen mutu terpadu untuk ikut andil dalam perbaikan Total Quality Management (TQM). Menjadikan elemen-elemen ini sebagai komitmen juga strategi untuk mencapai peningkatan laba keuntungan bisnis perusahaan jika pelanggan merasa puas. Bukan hal mustahil profit usaha meningkat jika hambatan TQM diselesaikan dengan melibatkan mereka.
Selain itu bagian sumber daya manusia harus tertarik untuk memastikan karyawan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan mereka. Dengan memiliki karyawan yang berkualitas dan terlatih dalam tim, maka In Station Quality (ISQ) akan berjalan efektif. Setiap hambatan pada proses layanan dan produk akan mudah terdeteksi agar segera diperbaiki, dan dilakukan perbaikan.
Melalui 5 pilar utama TQM ini, dalam implementasi program TQM juga harus memenuhi empat kriteria agar dapat mencapai kesuksesan dalam implementasinya. Kriteria-kriteria tersebut:
Implementasi atau penerapan dengan perpedoman pada pilar pilar dan kriteria Total Quality Management (TQM) memungkinkan terciptanya produk yang memenuhi unsur dari konsep manajemen mutu terpadu sehingga tercapai tujuan manajemen kualitas. Demikianlah artikel wave20.blogspot.com, semoga bermanfaat!
Dalam Lean Manufacturing, TQM adalah kombinasi antara alat manajemen kualitas dan manajemen yang ditujukan untuk meningkatkan profit margin bisnis perusahaan dengan mengurangi kerugian akibat praktek pemborosan (waste).
Walaupun belum ada pendekatan menurut para ahli mencakup pengertian yang disepakati secara luas, namun upaya manajemen kualitas total/ TQM biasanya sangat banyak mengacu pada tools dan teknik pengendalian mutu yang telah dikembangkan sebelumnya. TQM menjadi perhatian luas selama akhir 1980an dan awal 1990an sebelum dibayangi oleh ISO 9000, Lean Manufacturing, dan Six Sigma.
Pada prinsipnya Total Quality Management (TQM) membutuhkan beberapa karakteristik untuk menyatakan bahwa satu layanan ataupun produk telah memenuhi unsur dari konsep manajemen mutu terpadu agar mencapai tujuan dari manajemen kualitas total tersebut.
Konsep Total Quality Management (TQM)
Konsep Total quality management pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren, seorang behavioral scientist di United States Navy, dimana konsep-konsep TQM secara umum menggunakan pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas jasa, produk, manusia, proses, hingga lingkungan organisasi.
Untuk memenuhi konsep tersebut agar mencapai tujuan TQM, maka terdapat 10 karakteristik yang harus menjadi aspek dalam pencapaiannya. Karakteristik-karakteristik TQM tersebut:
1. Fokus pada pelanggan baik itu internal maupun eksternal
Melibatkan semua elemen atau layanan yang memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Termasuk melibatkan produk itu sendiri, fungsinya, atribut, kenyamanan dan bahkan sarana dimana informasi tentang produk diterima oleh pelanggan. Tentu pelanggan memiliki fokus terhadap permintaannya agar sesuai dengan harapan mereka.
Banyak unsur-unsur TQM agar mencapai yang diharapkan, kepuasan merupakan unsur penting dalam pemenuhan mutu layanan dan produk. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri untuk mencapai hal tersebut tentu memiliki hambatan dan banyak faktor-faktor penghambat ketika mencoba untuk keberhasilannya. Faktor penghambat bisa datang dari internal maupun eksternal organisasi.
2. Berorientasi pada kualitas
Kualitas kerja adalah hal penting harus diperhatikan, dalam pengertian diberdayakannya sumber daya manusia untuk membuat keputusan dalam memperbaiki proses serta diberi pelatihan terus menerus untuk mengembangkan keterampilan mereka.
Menghasilkan produk atau layanan berkualitas melalui hasil kerja saat pertama kali tanpa menimbulkan rework atau pengerjaan ulang maka akan menghilangkan jenis pemborosan (waste). Kualitas kerja dengan memperhatikan mutu atau biasa disebut dengan RFT (Right First Time) maupun FTT (First time through) tentu melalui cara kreatif perbaikan berkesinambungan (Kaizen) agar profit meningkatkan.
Ini merupakan manajemen kualitas yang berupa In Station Quality (ISQ), Tujuan dari In Station Process Control (ISPC) adalah untuk menghasilkan produk berkualitas di dalam stasiun dan menghilangkan pemborosan, dengan mencegah kerusakan dari produksi dan melewati proses melalui penggunaan alat serta prosedur standar. Artinya RFT (Right First Time) meliputi penyelesaian masalah manufaktur operator di tingkat mereka, dan kontrol proses oleh dirinya.
Artikel Lainnya: Pengertian Quality Control dan Quality Assurance untuk In Station Quality (ISQ)
3. Menggunakan pendekatan ilmiah
Seperti diketahui bahwa upaya TQM harus melalui pendekatan serta metode perbaikan yang strategis. Perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) dengan menggunakan pendekatan ilmiah ketika menyelesaikan satu masalah serta mengacu pada tools maupun teknik pengendalian mutu, seperti Siklus PDCA.
Dengan memiliki pendekatan strategis terhadap perbaikan, proses dikembangkan dan diuji untuk memastikan kualitas produk atau layanan. Ini juga melibatkan serta memastikan pemasok menawarkan pasokan berkualitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
Sebagai contoh penerapannya, bagian pembelian memonitor setiap ulasan dari suplier untuk menentukan apakah tingkat mutu yang diberikan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Karena suplier juga bagian dari penentu apakah produk yang dihasilkan bermutu atau tidak.
4. Memiliki komitmen jangka panjang
Komitmen organisasi dalam menerapkan TQM agar mencapai tujuan total quality management bukan hanya sekeder sesaat, akan tetapi lebih kepada bagaimana menjadikan tujuan kualitas sebagai salah satu Ho shin kanri dari perusahan. Karena tanpa komitmen penuh dari stakeholders maka tujuan dari total quality management (TQM) akan sangat sulit tercapai.
5. Kerja sama tim
Membangun kerjasama tim adalah cara dalam mendorong rasa saling menghormati untuk mencapai tujuan bersama dan ini penting karena akan menumbuhkan budaya lean manufacturing untuk keunggulan satu organisasi dengan mengetahui bahwa setiap karyawan dari atas ke bawah hierarki memegang prinsip utama TQM yang sama.
Itulah mengapa TQM bukan hanya mengenai pengendalian mutu secara statistik, karena pengendalian mutu juga perlu adanya kerja sama tim agar mutu / kualitas terjaga. Pengendalian ini bisa diawali dari self check dan successive check dalam In Station Process Control (ISPC) agar mutu dapat terkendali.
6. Menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan
Penyempurnaan kualitas atau perbaikan secara terus menerus meliputi selalu menganalisa cara kerja yang dilakukan untuk menentukan apakah cara paling efektif atau efisien, membuat perbaikan dan upaya untuk mencapai yang terbaik sepanjang waktu, hal ini bisa dilakukan dengan aktivitas Kaizen.
Kaizen adalah budaya kerja Jepang dalam sejarah nya teori Kaizen bertujuan sebagai cara memotivasi dan menginspirasi karyawan untuk meningkatkan produksi bermutu dalam perusahaan agar ikut serta melakukan perbaikan.
7. Training dan pelatihan
Pelatihan atau tarining sangat penting bagi karyawan untuk menjadi sangat produktif sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Seorang pengawas bertanggung jawab penuh untuk menerapkan TQM di dalam departemen mereka, dan mengajarkan filosofinya kepada anggota TQM. Pelatihan dan training yang dibutuhkan karyawan adalah keterampilan interpersonal, kemampuan untuk berfungsi dalam tim, pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan, analisis dan peningkatan kinerja manajemen pekerjaan, ekonomi bisnis dan keterampilan teknis.
Hai ini penting sebagai bagian dari langkah-langkah membentuk tim. Langkah-langkah TQM dalam pembentukan organisasi yang berfokus kepada perbaikan melalui Kaizen tentu merupakan langkah tepat.
8. Menerapkan kebebasan yang terkendali
Penerapan kebebasan terkendali mencakup pengertian kepercayaan adalah hasil sampingan dari integritas dan perilaku atau etika. Tanpa kepercayaan, kerangka kerja TQM tidak bisa dibangun. Kepercayaan itulah yang dapat memupuk partisipasi semua anggota. Hal ini memungkinkan pemberdayaan yang mendorong untuk memiliki rasa kepemilikan atas kebanggaan dan ini mendorong komitmen.
Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan pada tingkat yang sesuai dalam organisasi. Karena implementasi Total Quality Management (TQM) perbaikan terus-menerus dan membantu memastikan bahwa pengukuran berfokus pada perbaikan proses dan tidak digunakan untuk menyalahkan orang.
Kepercayaan sangat penting untuk menjamin kepuasan pelanggan. Jadi, kepercayaan membangun lingkungan kerjasama tim kerja yang penting bagi TQM.
9. Memiliki kesatuan tujuan
Memiliki tujuan yang sama tentu harus dimulai dari komitmen, dan komitmen tersebut dimulai dari Leadership yang memungkinkan menjadi elemen terpenting dalam TQM.
Kepemimpinan di pengendalian mutu mengharuskan manajer untuk memberikan visi yang inspiratif, membuat arahan strategis yang dipahami oleh semua orang dan menanamkan nilai yang membimbing bawahan. Agar mutu terpadu sukses sebagai cara meningkatkan profit margin bisnis perusahaan, pemimpin harus berkomitmen dalam memimpin karyawannya.
10. Melibatkan dan memberdayakan karyawan.
Melibatkan seluruh unsur dan elemen dari manajemen mutu terpadu untuk ikut andil dalam perbaikan Total Quality Management (TQM). Menjadikan elemen-elemen ini sebagai komitmen juga strategi untuk mencapai peningkatan laba keuntungan bisnis perusahaan jika pelanggan merasa puas. Bukan hal mustahil profit usaha meningkat jika hambatan TQM diselesaikan dengan melibatkan mereka.
Selain itu bagian sumber daya manusia harus tertarik untuk memastikan karyawan memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan mereka. Dengan memiliki karyawan yang berkualitas dan terlatih dalam tim, maka In Station Quality (ISQ) akan berjalan efektif. Setiap hambatan pada proses layanan dan produk akan mudah terdeteksi agar segera diperbaiki, dan dilakukan perbaikan.
Pilar Total Quality Management (TQM)
Adapun 5 (lima) pilar-pilar TQM;
- Produk. Produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan prestasi semua organisasi yang tepat.
- Proses. Untuk mencapai sebuah produk berkualitas dibutuhkan proses yang benar sehingga menghasilkan mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
- Organisasi. Adanya organisasi adalah harus memiliki tujuan yang tepat sehingga dapat mengarahkan pencapaian dari kualitas tersebut.
- Pemimpin. Kepemimpianan yang memadai akan menjadi driver untuk pencapaian tujuan dari TQM itu sendiri.
- Komitmen. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung memadai. Komitmen yang kuat merupakan pilar pendukung bagi ke 4 pilar-pilar lain.
Melalui 5 pilar utama TQM ini, dalam implementasi program TQM juga harus memenuhi empat kriteria agar dapat mencapai kesuksesan dalam implementasinya. Kriteria-kriteria tersebut:
- Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam aktivitasnya, termasuk dalam setiap proses dan produk maupun jasa.
- Program TQM harus memiliki sifat kemanusiaan yang kuat untuk menerjemahkan kualitas dalam cara memperlakukan karyawan dengan selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi.
- Program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkatan terutama pada lini depan sehingga antusias keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan dan bukan sekadar slogan.
- TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijakan, menjadi budaya dalam organisasi.
Implementasi atau penerapan dengan perpedoman pada pilar pilar dan kriteria Total Quality Management (TQM) memungkinkan terciptanya produk yang memenuhi unsur dari konsep manajemen mutu terpadu sehingga tercapai tujuan manajemen kualitas. Demikianlah artikel wave20.blogspot.com, semoga bermanfaat!
Kak, izin minta info penulis artikel ini (nama), mau saya sertakan dalam daftar rujukan tugas saya
ReplyDeleteTerima kasih