Lean Six Sigma adalah metodologi berakar dalam matematika dan statistik. Dalam bisnis implementasi dibanyak organisasi Six Sigma berarti ukuran kualitas yang berjuang untuk kesempurnaan dekat. Lean Six Sigma didasarkan pada metode dengan penggunaan studi kemampuan proses.
Proses six sigma berasal dari gagasan bahwa jika seseorang memiliki 6 standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi terdekat, praktis tidak ada item akan gagal memenuhi spesifikasi. Ini didasarkan pada metode perhitungan yang digunakan dalam studi kemampuan proses.
Studi kemampuan mengukur jumlah standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi terdekat dalam unit sigma, diwakili oleh huruf Yunani σ (sigma). Sebagai standar deviasi proses naik, atau rata-rata dari proses bergerak menjauh dari pusat toleransi, lebih sedikit standar deviasi akan cocok antara rata-rata dan batas spesifikasi terdekat, mengurangi angka sigma dan meningkatkan kemungkinan item di luar spesifikasi.
Di luar kelebihan-kelebihan yang dimiliki pada implementasi lean six sigma di perusahaan terdapat beberapa kelemahan diantara salah satu kritik terhadap konsep Six Sigma, menurut para ahli yang menggunakan pendekatan ini menghabiskan banyak waktu untuk mentransformasikan data dari non-normal menjadi normal menggunakan teknik transformasi. Harus dikatakan bahwa penerapan tingkat Sigma dapat ditentukan untuk memproses data yang memiliki bukti tidak normal.
Konsep six sigma pada implementasi di sebuah perusahaan manufaktur maupun jasa pada prinsip umumnya akan berfokus kepada meminimalkan tingkat cacat dari produk maupun layanan (jasa) yang dihasilkannya.
Metodologi Six Sigma didefinisikan oleh langkah-langkah DMAIC. DMAIC adalah akronim untuk Define - Measure - Analyze - Improve - Control. Six Sigma itu sendiri merupakan seperangkat teknik dan alat untuk perbaikan proses. Menurut sejarah singkatnya, Ini diperkenalkan oleh insinyur Bill Smith saat bekerja di Motorola pada tahun 1986.
Dengan menggunakan alat-alat statistik kemudian di mix dengan ilmu manajemen yang menggunakan matrik keuangan ROI (Return on Investment) yang dijadikan sebagai salah satu alat ukur dari perbaikan proses kualitas.
Konsep ini lalu dikembangkan oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder, sehingga metode tersebut menjadi sangat familier dan mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan perusahaan lain. Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa diterjemahkan sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk ataupun jasa. Artinya six sigma hanya memberikan kesempatan untuk produk yang cacat atau defect sebesar 0.00034%, karena six sigma berfokus kepada perbaikan kualitas sebuah produk, maka six sigma sangat erat berkaitan dengan Total Quality Management (TQM) dan Statistical Process Control (SPC). Six sigma sendiri merupakan metode yang sangat terstruktur, yang terdiri dari Define, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC).
Six Sigma dapat dikatakan sebagai salah satu strategi meningkatkan pendapatan perusahaan karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, yang mendefinisikan karakteristik dari sebuah produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (internal ataupun eksternal).
Prinsip lean six sigma dapat dicapai melalui penggunaan dua sub-metodologi Six Sigma: DMAIC dan DMADV. Proses Six Sigma DMAIC (menentukan, mengukur, menganalisis, meningkatkan, mengendalikan) adalah sistem perbaikan untuk proses yang ada yang berada di bawah spesifikasi dan mencari peningkatan bertahap.
Inilah yang menjadi pengendalian kualitas (Quality) dimana mengapa diperlukan prinsip kualitas dan Six Sigma dengan mensinergikan metodologi lean akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan sebagai upaya meningkatkan produktivitas.
Secara umum six Sigma bertujuan untuk meningkatkan kualitas output suatu proses dengan mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab cacat dan meminimalkan variabilitas dalam proses manufaktur dan bisnis. Ini menggunakan seperangkat metode manajemen mutu (TQM), terutama metode statistik empiris, serta menciptakan infrastruktur khusus karyawan di dalam organisasi yang ahli dalam metode ini.
Tujuan dan manfaat lean six sigma apabila diterapkan dengan komitmen stakeholders tanpa meninggalkan prinsip dasar dari lean six sigma melalui strategi kaizen dan penerapan 5S di perusahaan maka akan memberikan manfaat besar dalam meningkatkan laba / margin bisnis. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menjadi manfaat ketika tujuannya hanya untuk mengikuti dan mencontoh tanpa mengetahui kondisi organisasi.
Perusahaan maupun pabrik yang menerapkan lean six sigma pada proses operasional manufaktur tentu akan menghadapi banyak kendala, akan tetapi kendala merupakan opportunity untuk melakukan perbaikan secara terus menerus melalui kegiatan kaizen. Dimana kaizen adalah bagian penting penyelesaian masalah (problem solving) dengan metode ilmian seperti DMAIC, PDCA Cycle, dll. Kendala terbesar dalam penerapan lean six sigma yaitu kurang ikutsertanya manajemen yang menjadikan konsep lean sebatas permintaan pelanggan.
Proses six sigma berasal dari gagasan bahwa jika seseorang memiliki 6 standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi terdekat, praktis tidak ada item akan gagal memenuhi spesifikasi. Ini didasarkan pada metode perhitungan yang digunakan dalam studi kemampuan proses.
Studi kemampuan mengukur jumlah standar deviasi antara rata-rata proses dan batas spesifikasi terdekat dalam unit sigma, diwakili oleh huruf Yunani σ (sigma). Sebagai standar deviasi proses naik, atau rata-rata dari proses bergerak menjauh dari pusat toleransi, lebih sedikit standar deviasi akan cocok antara rata-rata dan batas spesifikasi terdekat, mengurangi angka sigma dan meningkatkan kemungkinan item di luar spesifikasi.
Di luar kelebihan-kelebihan yang dimiliki pada implementasi lean six sigma di perusahaan terdapat beberapa kelemahan diantara salah satu kritik terhadap konsep Six Sigma, menurut para ahli yang menggunakan pendekatan ini menghabiskan banyak waktu untuk mentransformasikan data dari non-normal menjadi normal menggunakan teknik transformasi. Harus dikatakan bahwa penerapan tingkat Sigma dapat ditentukan untuk memproses data yang memiliki bukti tidak normal.
Apa itu Six Sigma
Six Sigma adalah suatu metodologi sistematis yang berfokus pada faktor kunci yang mengendalikan performance suatu proses, mengaturnya pada tingkat yang paling baik dan menjaganya agar tetap pada level tersebut.Konsep six sigma pada implementasi di sebuah perusahaan manufaktur maupun jasa pada prinsip umumnya akan berfokus kepada meminimalkan tingkat cacat dari produk maupun layanan (jasa) yang dihasilkannya.
Metodologi Six Sigma didefinisikan oleh langkah-langkah DMAIC. DMAIC adalah akronim untuk Define - Measure - Analyze - Improve - Control. Six Sigma itu sendiri merupakan seperangkat teknik dan alat untuk perbaikan proses. Menurut sejarah singkatnya, Ini diperkenalkan oleh insinyur Bill Smith saat bekerja di Motorola pada tahun 1986.
Dengan menggunakan alat-alat statistik kemudian di mix dengan ilmu manajemen yang menggunakan matrik keuangan ROI (Return on Investment) yang dijadikan sebagai salah satu alat ukur dari perbaikan proses kualitas.
Konsep ini lalu dikembangkan oleh Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder, sehingga metode tersebut menjadi sangat familier dan mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan perusahaan lain. Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa diterjemahkan sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk ataupun jasa. Artinya six sigma hanya memberikan kesempatan untuk produk yang cacat atau defect sebesar 0.00034%, karena six sigma berfokus kepada perbaikan kualitas sebuah produk, maka six sigma sangat erat berkaitan dengan Total Quality Management (TQM) dan Statistical Process Control (SPC). Six sigma sendiri merupakan metode yang sangat terstruktur, yang terdiri dari Define, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC).
Six Sigma dapat dikatakan sebagai salah satu strategi meningkatkan pendapatan perusahaan karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, yang mendefinisikan karakteristik dari sebuah produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (internal ataupun eksternal).
Apa Prinsip-Prinsip Dasar Six Sigma
Lean Six Sigma merupakan metode yang ampuh dan terbukti untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis. Singkatnya, berikut adalah prinsip-prinsip dasar dari Transformasi Bisnis Lean Six Sigma yang perlu diingat:- Identifikasi dan pahami bagaimana pekerjaan diselesaikan (value stream).
- Mengelola, meningkatkan, dan memperlancar aliran proses.
- Hapus langkah-langkah yang Tidak Bernilai Tambah (Non-Value Added -NVA) dan buang.
- Kelola berdasarkan fakta dan kurangi variasi.
- Libatkan dan lengkapi orang-orang dalam proses.
- Melakukan kegiatan peningkatan secara sistematis.
Prinsip lean six sigma dapat dicapai melalui penggunaan dua sub-metodologi Six Sigma: DMAIC dan DMADV. Proses Six Sigma DMAIC (menentukan, mengukur, menganalisis, meningkatkan, mengendalikan) adalah sistem perbaikan untuk proses yang ada yang berada di bawah spesifikasi dan mencari peningkatan bertahap.
Inilah yang menjadi pengendalian kualitas (Quality) dimana mengapa diperlukan prinsip kualitas dan Six Sigma dengan mensinergikan metodologi lean akan memberikan manfaat besar bagi perusahaan sebagai upaya meningkatkan produktivitas.
Tujuan Six Sigma Quality
Tujuan dari kualitas Six Sigma quality adalah untuk mengurangi variasi output proses sehingga dalam jangka panjang, yang merupakan pengalaman agregat pelanggan dengan proses kita dari waktu ke waktu, ini akan menghasilkan tidak lebih dari 3,4 bagian Parts per Million Defective (PPM) peluang atau peluang 3,4 Defects per Million Opportunities (DPMO). Untuk proses dengan hanya satu batas spesifikasi atas atau bawah, ini menghasilkan enam standar deviasi proses antara rata-rata proses dan batas spesifikasi pelanggan oleh sebab itu disebut, Six Sigma. Untuk proses dengan dua batas spesifikasi atas dan bawah, sigma ini berarti sedikit lebih dari enam standar deviasi proses antara rata-rata dan masing-masing batas spesifikasi sehingga tingkat total cacat sesuai dengan setara dengan enam standar deviasi proses.Secara umum six Sigma bertujuan untuk meningkatkan kualitas output suatu proses dengan mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab cacat dan meminimalkan variabilitas dalam proses manufaktur dan bisnis. Ini menggunakan seperangkat metode manajemen mutu (TQM), terutama metode statistik empiris, serta menciptakan infrastruktur khusus karyawan di dalam organisasi yang ahli dalam metode ini.
Kesimpulan Lean Six Sigma Apa itu Six Sigma dan Prinsip-prinsip Dasarnya
Lean Manufacturing dan Six sigma jika disinergikan dalam lean six sigma akan menjadi metode juga strategi yang sangat tepat sebagai prinsip utama untuk menggerakan roda bisnis perusahaan, terutama ketika menghadapi persaingan seperti sekarang ini.Tujuan dan manfaat lean six sigma apabila diterapkan dengan komitmen stakeholders tanpa meninggalkan prinsip dasar dari lean six sigma melalui strategi kaizen dan penerapan 5S di perusahaan maka akan memberikan manfaat besar dalam meningkatkan laba / margin bisnis. Akan tetapi hal tersebut tidak akan menjadi manfaat ketika tujuannya hanya untuk mengikuti dan mencontoh tanpa mengetahui kondisi organisasi.
Perusahaan maupun pabrik yang menerapkan lean six sigma pada proses operasional manufaktur tentu akan menghadapi banyak kendala, akan tetapi kendala merupakan opportunity untuk melakukan perbaikan secara terus menerus melalui kegiatan kaizen. Dimana kaizen adalah bagian penting penyelesaian masalah (problem solving) dengan metode ilmian seperti DMAIC, PDCA Cycle, dll. Kendala terbesar dalam penerapan lean six sigma yaitu kurang ikutsertanya manajemen yang menjadikan konsep lean sebatas permintaan pelanggan.
Post a Comment for "LEAN SIX SIGMA: APA ITU SIX SIGMA DAN PRINSIP UTAMANYA"
Terimakasih telah berkomentar sesuai pembahasan artikel