Lean Manufacturing

Dalam posts kali ini mari pelajari bahan ajar basic lean manufacturing. Dengan mempelajari posts wave20.blogspot.com ini diharap kamu dapat belajar tentang Pengertian Lean Manufacturing, 5 Prinsip utama dari filosofi Lean, Kategori Waste (Pemborosan / Muda), dan Aplikasi Lean. Jadi simak terus bahasan "lean production" di blog Wave20:


Pengertian Lean Manufacturing

Wave20.blogspot.com – Istilah "lean manufaktur” atau "lean production" pertama kali digunakan oleh Womack dkk. (1990) dalam buku sejarah mereka The Machine That Changed the World. Womack dan Jones melanjutan penelitian mereka dalam produksi lean dan mempelajari pengalihan perusahaan lain menjadi lean crusade dalam buku kedua mereka, Lean Thinking (Womack dan Jones, 1996). Mereka menjelaskan bahwa manufaktur lean jauh lebih dari teknik, yang merupakan cara berpikir, dan pendekatan seluruh sistem yang menciptakan budaya di mana semua orang di organisasi terus meningkatkan operasi. (Jeffery Liker, 1997) menulis ketiga buku dalam seri ini dengan judul - The title of Becoming Lean – Inside Stories of US Manufacturers. Buku tentang sistem Toyota juga oleh Liker (2004) di mana ia menjelaskan prinsip-prinsip manajemen Toyota dan ia mengklaim sebagai produsen terbesar di dunia.


Berdasarkan definisi dari APICS (American Production and Inventory Control Society). Lean manufacturing adalah sebuah filosofi produksi yang memberi penekanan tentang meminimalisasi semua sumber daya yang ada (termasuk waktu) pada seluruh aktivitas dalam perusahaan. Fokus utama dari lean manufacturing adalah untuk mengeliminasi waste yang tidak memberikan nilai tambah (non-value added) pada sebuah produk.


Lean Manufacturing atau secara umum lebih dikenal dengan Toyota production System mempunya 2 pilar utama, yaitu :
  1. Just In Time
  2. Jidhoka


lean-manufacturing
Gambar 1.2 Toyota Production System
Sumber : J. Shook, J. Bill, J. Liker, S. Hoeft, Park-Nicollet , 2004


5 Prinsip utama dari filosofi Lean

Ada 5 Prinsip utama dari filosofi Lean (Womack and Jones 1996; Rother and Shook 1999) adalah:
  1. Mendefinisikan value /nilai dari sudut pandang pelanggan
  2. Menidentifikasikan aliran nilai
  3. Aliran proses
  4. Sistem tarik (pull system)
  5. Berjuang untuk kesempurnaan



Dalam filosofi lean, “value” ditentukan oleh customer. Itu berarti mengidentifikasi apa yang menjadi keinginan customer dan memberikan nilai tersebut kepada customer. Keseluruhan proses dari produksi dan pengiriman sebuah produk seharusnya diperiksa dan dioptimalkan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Jadi ketika “value” didefinisikan, kita dapat menggali aliran nilainya yang berupa seluruh aktivitas baik yang berupa value added aktivitas maupun yang non-value added aktivitas yang dilalui oleh produk dari raw material sampai barang jadi di tangan pelanggan (Rother and Shook 1999). Selanjutnya langkah-langkah proses yang berupa pemborosan harus dihilangkan sehingga yang terdapat dalam aliran proses produksi hanya value-added processes. Konsep dari value stream itu sendiri adalah membuat part WIP berada dalam satu aliran dari bahan mentah sampai pada barang jadi serta bergerak satu-persatu ke workstation berikutnya tanpa adanya waktu tunggu antar keduanya.


Sistem tarik (pull system) adalah sistem produksi yang disesuaikan dengan demand dari customer. Kesempurnaan diraih ketika orang-orang yang berada dalam organisasi menyadari bahwa proses continuous improvement dalam mengeliminasi waste dan mengurangi kesalahan saat menawarkan apa yang sebenarnya diinginkan customer menjadi mungkin. (Womack and Jones 1996; McDonald et al.2000).


Kategori Waste (Pemborosan / Muda)

Lean berarti manufaktur tanpa waste. "waste adalah" apa pun meminimalkan sejumlah : peralatan, bahan, suku cadang, dan waktu kerja yang mutlak penting untuk produksi. Konsep waste mencakup semua kemungkinan cacat pekerjaan / kegiatan, tidak hanya produk yang cacat. Waste dapat digolongkan dalam delapan kategori (Shahram Taj and Lismar Berro, 2006) :
  1. Motion (gerak) : pergerakan orang yang tidak menambah nilai.
  2. Waiting (Menunggu) : waktu idle diciptakan ketika material, informasi, orang atau peralatan belum siap.
  3. Correction (Koreksi/repair) : pekerjaan yang mengandung cacat, kesalahan, kesalahan pengerjaan ulang atau tidak memiliki sesuatu yang diperlukan.
  4. Over-processing (proses berlebih) : usaha yang tidak menambahkan nilai dari sudut pandang pelanggan.
  5. Over-production (produksi berlebih) : menghasilkan lebih dari kebutuhan pelanggan sekarang.
  6. Transportation (Transportasi) : pergerakan produk yang tidak menambah nilai.
  7. Inventory (Persediaan), (Ohno, 1988) : lebih bahan, komponen atau produk di tangan dari pelanggan dengan kebutuhan.
  8. Knowledge (Pengetahuan) : orang yang melakukan pekerjaan tidak yakin tentang cara terbaik untuk melakukan tugas.



Aplikasi Lean.

Ada beberapa aplikasi yang bisa di terapkan pada suatu sistem yang menjalankan Lean, adalah sebagai berikut :
  1. Mengurangi ukuran lot produksi;
  2. Mengurangi waktu set up;
  3. Fokus pada pemasok tunggal;
  4. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif (preventive maintenance);
  5. Penurunan cycle time;
  6. Mengurangi persediaan (Stock) untuk mengekspos manufaktur, distribusi dan masalah penjadwalan;
  7. Menggunakan peralatan proses baru atau teknologi;
  8. Menggunakan teknik Quick change over (QCO);
  9. Kontinu / one piece flow;
  10. Produksi menggunakan sistem tarik / Kanban;
  11. Menghapus kemacetan (bottlenecks);
  12. Menggunakan teknik pemeriksaan kesalahan / Pokayoke; dan
  13. Menghilangkan waste.

Sumber: Diadaptasi dari Shah dan Ward (2003).


Persyaratan dan landasan bagi perusahaan untuk menyebarkan Lean meliputi:: (Lixia Chen & Bo Meng, 2010)
  1. kombinasikan berpikir lean dengan strategi bisnis
  2. Integrasikan dengan para penyalur (suppliers) dan pelanggan-pelanggan (Customers)
  3. Komitmen manajemen
  4. Keterlibatan semua staff


-----
Penulis: Pengelola blog wave20.blogspot.com.
Sumber: Bahan Ajar Basic Lean Manufacturing oleh Ismail Kurnia ST, MT

Post a Comment for "Lean Manufacturing"